Rabu, 01 September 2010

मेंकारी bakat


Bakat kepemimpinan memang menjadi sebuah image yang terkesan begitu luar biasa dan sering kali menjadi bahan diskusi yang sangat menarik baik dalam forum-forum resmi seperti seminar dan lain-lain,begitu banyak para pakar yang mempunyai pendapat dan pandangan yang tidak jauh berbeda, namun pada intinya topiknya selalu sama apakah bakat tersebut dibawa secara genetik sejak dilahirkan atau bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidak dilahirkan. Banyak pendapat tentang bakat kepemimpinan, pada ujungnya mengatakan bahwa bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus menerus diasah dan ditumbuh kembangkan. Pada faktanya, dapat dengan mudah ditemui pemimpin yang hanya fasih berbicara. Namun, sebelumnya, kalau ia tidak memiliki ilmu, tidak sering berlatih, maka sangat mungkin apa yang dikatakannya atau kata-katanya terpeleset dalam kesalahan.
Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, dapat dilihat dari kematangan pribadi dan karyanya,cara pandang terhadap suatu permasalahan maupun cara menemukan sebuah solusi terhadap sebuah permasalahan. Selain itu, memiliki visi atau pandangan jauh kedepan, dibarengi dengan kemampuan untuk menggali dan menggabungkan secara sinergi potensi, mampu memotivasi masyarakat atau anggotanya melalui keteladanan maupun perkataannya yang bijak dan mendorong semangat berkarya. Berbagai keahlian tersebut memang hanya dapat dimiliki melalui latihan dan sering-kali membutuhkan waktu yang lama atau bahkan sangat lama. Tergantung tentu saja kepada komitmen dan keajegan dalam menerapkan prinsip hidupnya.
Mempersiapkan diri melalui kesempatan dalam merenungkan dan mempelajari lingkungan dimana ia berada menjadi landasan penting bagi seorang calon pemimpin. Hal penting lain, diantaranya kemampuan untuk membaca potensi dirinya, bukan hal yang mudah dilakukan. Dari hasil pembacaan potensi dirinya tersebut, tahapan selanjutnya adalah memperluas pengaruh sambil mempertimbangkan potensi yang berada diluar jangkauan dirinya sendiri. Kemampuan membaca tersebut menjadi sangat penting karena apabila gagal dalam membaca diri yang terjadi adalah potensi tetap terpendam dan bahkan makin tidak tergali. Membangun Jiwa Kepemimpinan Oleh: Heddy R. Agah.
Bagi mereka yang pernah mengalami kegagalan di masa lalu, sesungguhnya merupakan aset yang berharga. Dengan bercermin dari kegagalan masa lampau, mereka akan lebih berhati-hati berusaha. Artinya, seorang pemimpin itu pada dasarnya adalah orang yang selalu belajar dan terus mengembangkan kemampuannya.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya (Al Quran surat Al Israa 17:36).
Dan bahwasanya manusia tidak akan memperoleh (sesuatau) selain dari apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (Al Quran surat An Najm 53: 39-41). (diambil dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: